Dalam cerita konvensional, struktur dramatik yang dipergunakan adalah struktur dramatik Aristoteles. Bagian-bagian dari struktur tersebut adalah: (Sumardjo dan Saini, 1986: 142-143)
ternyata,. . . waktu menjadi pena yang tintanya tak mampu terhapus. . . terus mengukir banyak kisah yang lembarannyapun tak akan mudah hilang. ingin membunuh waktu, tetapi aku sadar bahwa aku hidup di dalam waktu. Serang, 27 April 2012
Kali ini gue mau posting tentang cerpen pertama gue saat masa-masa es-em-pe. Untuk pertama kali juga cerpen gue dimuat dimajalah. Gilaaaaa kebayang kan gimana senengnya cepen kita dibaca sama banyak orang????? tapi, tapi, tapi waktu gue baca sekarang-sekarang ini ko rasanya aneeeeeeeh banget. Norak? iya. . . kaku? iya. . . aneh? iya. . . pokoknya enggak banget deh ?(T.T). Oia, bukan cuma itu aja, cerpen ini punya kisah mistiknya loooooo (hiiiiiii), setelah cerpen gue terpublikasikan ke khalayak (ceile khalayak^^) tiba-tiba kucluk-kucluk satpam SMP gue dateng dan bilang kalau semua yang diceritakan oleh cerpen ini adalah kisah nyata nah lo nah lo. Sempet diceramahin juga gue saat itu, lah padahal gue ga tahu apa-apa, alhasil gue kayak orang idiot diceramahin di depan kantin dengan muka bego . itu cerita katanya, jaman gue masih kelas 1 SD. nah lo nah lo, mana gue tahu ya????
Komentar
Posting Komentar