Kala Diam Bekuk Waktuku
gemercik air menggema di tengah sepi ini
anginpun ikut hantarku perlahan tanpa bicara
"apa yang sedang ku lakukan?"
kau ulang kalimat sederhana itu tanpa jeda
ucapku itu bukan sebuah dusta
air mata yang ku jatuhkan bukanlah hayal
kembali aku terdiam
dan sakit itu merayap perlahan bungkam nuraniku
Tuhan. . .
perih yang iris dan bunuh hati ini kapan usai?
sakit yang naungi tiap deru nafas ini kapan tiada?
cukup Tuhan, aku tak sanggup lagi
aku kini mati
walau menghela nafas tak ku temukan udara di sana
kini aku mati
walau jantung ini berdetak tapi tak kutemukan kehidupan di sana
Kumohon Tuhan . . .
walau hanya satu detik
rengkuh aku dalam keabadian mu
anginpun ikut hantarku perlahan tanpa bicara
"apa yang sedang ku lakukan?"
kau ulang kalimat sederhana itu tanpa jeda
ucapku itu bukan sebuah dusta
air mata yang ku jatuhkan bukanlah hayal
kembali aku terdiam
dan sakit itu merayap perlahan bungkam nuraniku
Tuhan. . .
perih yang iris dan bunuh hati ini kapan usai?
sakit yang naungi tiap deru nafas ini kapan tiada?
cukup Tuhan, aku tak sanggup lagi
aku kini mati
walau menghela nafas tak ku temukan udara di sana
kini aku mati
walau jantung ini berdetak tapi tak kutemukan kehidupan di sana
Kumohon Tuhan . . .
walau hanya satu detik
rengkuh aku dalam keabadian mu
Komentar
Posting Komentar